Tawuran merupakan suatu kegiatan yang jamak terjadi
didunia pendidikan Indonesia. Potret buram yang terjadi kepada para calon
penerus bangsa. Mereka yang seharusnya tidak lah bertindak demikian, sekarang
sering kita lihat memegang benda – benda tajam semisal gear, pisau atau samurai
untuk menjatuhkan lawan yang notebene merupakan saudara sebangsa dan setanah
air mereka.
Ada
beberapa aspek agar para penerus bangsa tersebut tidak kembali terjerumus ke
dalam perbuatan sedemikian buruk tersebut.
Aspek pertama yang mesti
diperhatikan adalah, semakin seringnya diberikan mata pelajaran yang
berhubungan dengan pembinaan mental kepada siswa SD, SMP dan SMA. Mata
pelajaran itu adalah mata pelajaran Kewarganegaraan atau PPKN, mata pelajaran
ini yang merupakan mata pelajaran yang seharusnya utama semakin terkalahkan
oleh mata pelajaran macam matematika, bahasa inggris ataupun ilmu komputer.
Coba kita lihat didalam mata pelajaran PPKN diajarkan pembinaan sikap kita
macam ikhlas, tenggang rasa serta memahami pluralisme yang ada di Indonesia.
Aspek
kedua adalah pembinaan karakter kepada siswa – siswi. Mengapa pembinaan
karakter itu penting?karena dengan semakin terbentuknya karakter siswa – siswi
kita maka para siswa – siswi tersebut tidak akan mudah terwarnai oleh provokasi
yang membuat mereka melakukan tawuran. Berdasarkan fakta dilapangan, penyebab
utama tawuran antar siswa adalah disebabkan oleh hal sepele, semisal senggolan
antar beda sekolah serta doktrinisasi dari para senior kepada para junior
mengenai musuh bersama yang mesti dihadapi.
Aspek
ketiga adalah harus sering terkontrolnya para siswa tersebut oleh orang tua
mereka. Dewasa ini banyak orang tua yang sering acuh terhadap perkembangan anak
mereka. Banyak dari mereka masa bodoh, dan hanya sekedar memberi anak mereka
uang jajan maka setelah itu selesai. Coba lihat kembali fakta dilapangan,
tawuran sering terjadi disebabkan oleh antar geng anak sekolah yang sedang
nongkrong di sebuah warung. Setelah pulang sekolah, yang seharusnya mereka
harus cepat kembali ke rumah malah melakukan kegiatan nongkrong yang dianggap
mereka sebagai tempat refreshing. Oleh karena itu, kepada para orang tua mari
awasi anak kalian lebih jauh lagi. Kepada orang tua harus lebih sering
memperhatikan dimana anaknya berada, dan peduli akan segala kegiatan mereka.
Aspek
terakhir adalah berikan mereka suatu lahan untuk berekpresi. Banyak dari siswa
yang melakukan tawuran merupakan siswa yang tidak mampu mengekpresikan bakat
mereka. Seakan tawuran itu dijadikan lahan pelampiasan stress. Hal ini mesti
didukung oleh pemerintah serta pihak sekolah sendiri. Memang banyak sekarang
sekolah mempunyai kegiatan esktrakurikuler yang diadakan selepas pulang
sekolah, tetapi kadang kegiatan tersebut tidak lah efektif. Harus kembali
dipikirkan bagaimana cara setiap siswa yang ada mampu mengekspresikan setiap
bakat mereka.
Jadi
secara singkat, tawuran dapat dicegah sehingga para siswa tidak ambil bagian
dari kegiatan itu. Pencegahan bisa dilakukan dengan memasukan materi ke dalam
jiwa siswa tersebut serta dukungan dari pemerintah dan orang tua yang akan
menjadi pendukung penting keberhasilan menanggulangi tawuran antar pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar