Senin, 20 Januari 2014

BELAJAR SABAR



Sabar merupakan sesuatu yang gampang diucapkan tetapi susah dilaksanakan. Saat kita sedang kondisi marah, sabar merupakan hal yang diuji dalam diri kita. Bagaimana sabar itu harus dilatih supaya marah tidak menguasai diri kita diluar ambang batas. Ada beberapa latihan supaya kita bisa belajar sabar. Diantaranya yang pertama adalah, saat kita marah berusahalah untuk menarik nafas. Karena dengan menarik nafas kita bisa menenangkan diri kita sejenak. Kedua, kita duduk lalu berusaha mengontrol diri kita dengan diam sejenak. Kita pikirkan jika terus marah maka yang ada adalah menimbulkan dampak negatif terhadap diri kita dan orang lain. Ketiga, berusaha untuk minum segelas air putih, karena air putih dipercaya bisa menenangkan hati kita saat dilanda kemarahan yang luar bisa.

FENOMENA SINETRON STRIPPING



Sinetron merupakan tontonan yang sering diputar oleh stasiun televisi di Indonesia. Tayangan ini merupakan program yang selalu diunggulkan, bahkan pemutaran episode setiap sinetron selalu menyentuh angka diatas 100. Bisa dibayangkan jika satu hari satu episode maka bakal ada 100 hari sinetron itu tayang.

            Sebagai salah satu media hiburan yang terdepan di Indonesia, televisi seharusnya juga bisa sebagai media pendidikan kepada penontonnya. Yang disayangkan disini adalah, sinetron selalu lebih mengedepankan unsur cinta – cintaan antara remaja bahkan kesan saling membenci dan menyiksa satu sama lain ditonjolkan dalam setiap adegan. Suatu sinetron yang menjalankan stripping seharusnya bisa memberikan pesan edukasi didalam cerita mereka.

            Ada kesan adanya sinetron stripping ini lebih mengedepankan rating, dimana rating ini nantinya lah yang akan memberikan keuntungan bagi sang perusahaan televisi. Jika rating tinggi maka keuntungan yang didapat pun akan tinggi. Pihak pertelevisian tidak memikirkan apa yang terjadi kepada para penerus bangsa jika selalu diberi tontonan seperti ini.

            Pemerintah sebagai pemegang kebijakan di negara ini, seharusnya bisa memberikan batasan terhadap sinetron rating yang tayang di Indonesia. Jika sinetron stripping terus dibiarkan terus seperti ini, maka akan banyak pesan negatif yang ditangkap oleh para generasi penerus dari mereka menonton televisi. Berikan suatu peraturan dimana didalam suatu program sinetron itu terhadap pesan edukasi dengan proporsi 30% atau min 20% supaya tidak hanya mengedepankan kesan hiburan saja didalam sinetron itu.

            Dengan demikian, televisi dimana khususnya sinetron harus diberi perhatian lebih oleh pemerintah karena televisi merupakan agen penyampai informasi utama dinegeri ini. Dimana pemakai televisi hampir dari semua kalangan, sehingga penayangan sinetron stripping harus diberikan aturan bahkan batasan agar bisa terdapat pesan edukasi didalamnya.

Minggu, 05 Januari 2014

FENOMENA PENGEMIS DI JAKARTA



            Jakarta merupakan pusat pemerintahan serta pusat bisnis di Indonesia, banyak gedung – gedung pemerintahan serta perusahaan mendirikan bangunan disini. Bisa kita lihat disini, dari segi pusat pemerintahan kita melihat istana kenegaraan, kedutaan besar negara – negara sahabat serta gedung kesekretariatan ASEAN berada di Jakarta. Setelah itu, dari segi pusat bisnis di Jakarta berdiri gedung bursa efek nasional, gedung perusahaan multinasional dan internasional. Hal ini yang membuat banyak orang didaerah mempunyai impian jika hidup di Jakarta hidup mereka akan berubah.

            Fenomena pengemis ini lah salah satunya, para orang – orang daerah yang tidak mempunyai keterampilan mumpuni tetapi bermodal nekat mencari kerja di Jakarta. Mereka kalah bersaing dalam mencari kerja, sehingga mereka mencari cara instant dengan cara menjadi pengemis dan meminta – minta di ruang – ruang terbuka atau tempat keramaian. Lalu berdasarkan fakta yang ada, pengemis ini mendapatkan penghasilan yang besar dari mereka mengemis seharian di Jakarta.

            Dewasa ini, pemerintah DKI Jakarta merespon hal ini dengan mengeluarkan surat larangan untuk memberikan uang kepada pengemis. Peraturan ini harus di dukung oleh segenap masyarakat DKI Jakarta, dikarenakan hal ini juga memberi pembelajaran kepada para pengemis untuk tidak selalu menadahkan tangan mereka tetapi harus lebih giat mencari kerja. Dalam ajaran agama pun diajarkan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah.

            Dalam fenome mengemis ini juga harus dihentikan segera mungkin, karena jangan sampai mental Warga Negara Indonesia itu merupakan mental “peminta”. Ini jika dibiarkan akan berakibat buruk bagi generasi bangsa selanjutnya. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika para generasi bangsa menjadikan mengemis sebagai mata pencaharian mereka.

            Selain memberikan larangan memberikan larang memberi kepada pengemis, alangkah baiknya jika pemerintah memberikan program – program yang membuat lapangan pekerjaan baru dibuka agar para pengemis diberikan pekerjaan yang memadai. Sebelumnya juga, berikan para pengemis – pengemis tersebut ketrampilan supaya mereka bisa membuat usaha sendiri atau bahkan nantinya bisa mempekerjakan orang lain. Sudah saatnya mental pemalas yang ada pada masyarakat dihapus supaya kita bisa membawa bangsa ini maju di masa depan.

            Dengan demikian, di kota macam Jakarta yang terjadi ledakan pengemis dibuat program – program preventif supaya mereka – mereka yang menjadikan pengemis sebagai ladang penghasilan supaya berhenti mengemis. Jangan biarkan bangsa ini mendapat cap bangsa pengemis dari dunia internasional jika fenomena pengemis ini tidak segera dihentikan.